IQIYI

Who wins this time? Funny family #couplecomedy #humor #funnyvideo

11 Comments

• @kateanaughe7045 says:

  August 24, 2025 at 6:24 pm

  😂😂😂😂😂I KNEW IT

  Reply
• @vindiesel2332 says:

  August 24, 2025 at 7:04 pm

  😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

  Reply
• @LiliaMezaGarcia says:

  August 24, 2025 at 7:22 pm

  Que pobresita cartera😢😢😂😂😂😂😂

  Reply
• @HosseinMassoumi-x3q says:

  August 24, 2025 at 7:29 pm

  ❤❤❤❤😂😂😂😂

  Reply
• @marinorizieri says:

  August 24, 2025 at 8:55 pm

  Bravi!!!

  Reply
• @ֆքǟօռօ says:

  August 24, 2025 at 9:24 pm

  Mantan mertua memintaku kembali menjadi menantunya setelah tau aku K A Y A. Padahal melihat a n a knya saja aku tidak sudi. Silakan nikmati saja kehancuran kalian, tanpa bantuanku yang kalian anggap sam pah ini, memangnya ada yang sudi membantu kalian yang bukan siapa-siapa? (1)

  JANGAN MENYESAL MENCAMPAKKANKU

  Hari ini Mas Gilang mengadakan pesta untuk kenaikan jabatan. Aku sudah memakai pakaian terbaikku karena hari bahagia ini tentu akan menjadi hari kebahagiaanku juga.

  Mas Gilang naik ke panggung mengenakan pakaian yang ku be li kan dengan sisa vang tabvnganku. Dia begitu tampan dan berwibawa.

  “Baiklah, sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seseorang yang begitu berarti dalam hidup saya, yang menemani dan membantu melewati semuanya hingga saya bisa berada di posisi sekarang.”

  Ah, wajahku rasanya panas. Meski dulu aku sudah sering bertemu dengan banyak orang seperti sekarang, tetapi rasanya berbeda karena saat ini aku berstatus sebagai istri Mas Gilang.

  “Untuk Rika, tolong maju ke depan.”

  Apa aku tidak salah dengar? Bukan namaku yang dipanggil? Apa mungkin Mas Gilang salah menyebutkan nama.

  Karena khawatir Mas Gilang gugup dan takvt salah sebut nama, aku lantas bergegas ke depan. Namun, di saat bersamaan seorang perempuan berpakaian s e k s i sudah berjalan mendahuluiku dan yang tak pernah kuduga, Mas Gilang malah menyambutnya.

  “Terima kasih, Rika. Kamu wanita terbaik yang pernah kukenal,” ucap Mas Gilang dengan senyum yang biasa ia tunjukan padaku.

  Perempuan bernama Rika itu dengan
  m e s r a me rang kul suamiku. Bagaimana mungkin? Apa yang sebenarnya terjadi?

  Aku tak ingin tinggal diam, dengan kepala yang terasa mendidih segera ku na iki panggung kecil tempat suamiku dan perempuan tak jelas asalnya itu berada.

  Demi melampiaskan rasa ke sal ku, aku langsung me nam par perempuan bernama Rika itu sesaat setelah menaiki panggung.

  “Apa-apaan kamu? Berani sekali meng go da suamiku!” bentakku sambil berusaha menahan e mo si yang bergejolak di dada.

  Rika memegangi pipinya sambil tersenyum lebar. Entah kenapa bagiku perempuan itu terlihat tidak w a r a s.

  “Mas Gilang kenapa dia tiba-tiba menamparku? Memang apa salahku?” Rika merengek seperti a n a k kecil, benar-benar men ji ji kan.

  Bukannya membelaku, Mas Gilang malah dengan kasar men do rong ku, hingga aku
  j a t u h terduduk di bawah panggung.

  Bughh

  Suara kencang tu buh ku yang menghempas lantai menggema di ruangan yang mendadak sepi.

  Kakiku s a k i t seperti terkilir, tapi rasa s a k i t ini tak seberapa dibanding s a k i t hatiku akibat perlakuan suami yang kupikir mencintaiku.

  Sambil memegangi kaki yang terkilir, aku menatap Mas Gilang yang tengah memandangku sinis.

  “Mas, apa yang sebenarnya terjadi?” Tanpa sadar bulir bening menetes, membasahi pipi.

  Mas Gilang tersenyum sinis, terlihat seperti bukan suami yang kukenal selama ini. Dia berubah, benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat.

  “Lena, asal kamu tau. Selama ini Rika yang terus mendukungku hingga bisa sampai berada di posisi ini! Sedangkan kamu? Kamu cuma tau mengurus rumah! Kalau cuma urusan di rumah aku bisa cari pembantu.”

  Aku merasa kesulitan bernapas akibat rasa
  s a k i t yang sudah tak tertahankan ini. Bisa-bisanya Mas Gilang mengatakan hal yang tidak pantas seperti itu? Padahal selama ini…

  “Apa ini balasan atas pengorbananku, Mas? Asal kamu tau–”

  “Sudahlah, Lena. Sebagai perempuan kamu seharusnya sudah bisa menerima. Laki-laki itu kalau sudah naik derajatnya tentu bakal mencari yang selevel dengannya. Sedangkan kamu?”

  Suara itu… ya, itu suara mertuaku. Aku tidak menyangka sesama perempuan dia bisa mengatakan hal seperti itu padaku.

  Mertuaku berjalan melewati dengan santainya, bahkan ia melangkahi kakiku yang kala itu melintang di depan panggung.

  Tidak hanya mengatakan sesuatu yang menyakitkan, mertuaku bahkan langsung merangkul Rika seolah mereka sudah sangat akrab.

  Sambil mengelus p e r u t Rika, mertuaku berkata, “lagipula, Rika sudah bisa memberiku cucu, sedangkan kamu cuma perempuan mandul yang bisanya numpang hidup sama
  a n a k ku saja.”

  “Apa aku nggak salah dengar? Saat ibu sakit kemarin, aku yang mengurus ibu, bahkan
  me man di kan dan membantu buang air besar. Apa Anda lupa?” Kutatap mertuaku dengan tatapan penuh kebencian.

  “I-itu…” Mertuaku terlihat kebingungan menjawab, hingga kemudian Rika me rang kul tangan perempuan tua itu seolah meyakinkannya. “Kalau cuma merawat saja Gilang juga bisa b a y a r pembantu. Anggap saja sebagai pengganti b i a y a makanmu selama ini. Jadi kita sudah impas!”

  Aku benar-benar sudah tak tahan, mereka terus berusaha menghancurkan hatiku bahkan hidupku. Dengan rasa nyeri yang tak terhingga aku berusaha bangkit. Kulepas cincin kawin pemberian Mas Gilang dan dengan sekuat tenaga ku lem par ke wajahnya.

  “Ku rang a j a r kamu, Lena!” Mas Gilang menunjuk wajahku dengan penuh a m a r a h, wajahnya memerah seperti tomat.

  “Kenapa? Kamu pikir aku akan memohon dan mengemis cintamu?” Aku tersenyum sinis, menatap penuh kebencian yang seakan ingin kuluapkan semua saat itu juga. “Lihat saja, kamu akan menyesal, Mas!”

  Mas Gilang dan ibunya saling pandang, lalu tertawa geli seolah aku adalah sebuah lelucon.

  “Menyesal?” Mas Gilang tertawa kencang. “Penyesalan terbesarku itu kamu! Aku menyesal nggak kenal Rika lebih dulu!”

  Rika tersenyum seakan ingin meledekku, tetapi aku sendiri sudah berada di titik tak peduli lagi dengan pria breng sek itu.

  Aku berbalik, berusaha pergi meninggalkan tempat menyebalkan itu dengan langkah tertatih dan pincang. Kulirik semua orang yang kala itu hadir di pesta, kuingat wajah mereka satu persatu, semua karena aku benci orang-orang yang berada di sana, yang membiarkanku direndahkan seperti ini, bahkan beberapa dari mereka malah menertawakanku.

  “Tunggu saja! Aku nggak akan tinggal diam diperlakukan seperti ini!”

  Baca kisah selengkapnya di KBM app.

  Judul : Jangan Menyesal Mencampakkanku
  Penulis : L.A. Zahra

  Atau bisa klik link di bawah ini :

  Reply
• @TienPham-lc1oy says:

  August 24, 2025 at 9:52 pm

  Cái xếp Nghèo 😢

  Reply
• @고목나무그늘 says:

  August 24, 2025 at 10:11 pm

  그녀가 남편 머리위에
  완전 속았수다

  Reply
• @fatimajohnvlog5086 says:

  August 24, 2025 at 10:29 pm

  Hahaha

  Reply
• @DinaSuherna says:

  August 24, 2025 at 10:40 pm

  👍😃😀😄😊👏👏🙏

  Reply
• @irmananggowa7944 says:

  August 25, 2025 at 12:38 am

  😂😂😂😂😂

  Reply